14 Negara G20 ini Terancam Jatuh dalam Jurang Resesi 2020, Indonesia??? -meneketehe -->

Iklan Semua Halaman

Advertisement

14 Negara G20 ini Terancam Jatuh dalam Jurang Resesi 2020, Indonesia??? -meneketehe

andini.spotlite
Friday, May 22, 2020
Oleh : Nurfalakia

image: 1310.news.com

Pernah dengar kata kontraksi?  kata ini sering muncul saat membaca berita terkait dengan kondisi perekonomian dalam suatu negara, di bidang ekonomi korelasinya sangat akrab.

Kontraksi merupakan peristiwa yang ditandai dengan ekonomi egregat menurun, PDB dan industri anjlok lebih lanjut, jika kontraksi terjadi dalam kurun 2 bulan berturut-turut atau lebih parah para ekonom menyebutnya dengan istilah Resesi dan jika resesi semakin parah disebut sebagai Depresi.

Perlu di catat dalam bidang ekonomi, kontraksi memiliki konotasi yang sama dengan tumbuh negatif.

Dalam siklus ekonomi untuk melihat pertumbuhan ekonomi terdapat sebuah grafik yang menggambarkan ilustrasi kondisi perekonomian,grafik ini terdiri  dari 4 tahap yaitu ekspansi, puncak, kontraksi (menurun) dan palung.

Lahirnya Covid-19 pada akhir 2019 lalu menggegerkan seantero dunia, tak hanya  puluhan ribu jiwa melayang dampaknya juga menyebar dan memporak-porandakan stabilitas suatu negara, bahkan negara negara besar ikut hanyut dalam kehancuran akibat pandemi ini.

Khusus masalah stabilitas perekonomian lembaga dunia memprediksi ekonomi akan memasuki masa resesi global seperti International Monetary Fund (-3%), Moodys Corporarion , JP Morgan (-1.1% ), Fitch (-1.9%) , Economist Intelligence Unit (-2.2%) kemudian menyeru kepada seluruh negara untuk mempersiapkan langkah eksigensi untuk jangka panjang.

Tak sedikit pula dari lembaga tersebut meghimbau agar mempekerjakan kembali pensiunan di bidang medis.

Berikut adalah beberapa negara yang tergabung dalam G20 yang di prediksi akan memasuki masa resesi pada 2020 oleh The Economist Intelligence Unit : 

1.Afrika Selatan (-3.0) 

Cukup mengherankan memang Afrika Selatan yang merupakan tonggak perekonomian di benua Afrika di prediksi akan memasuki resesi dengan angka kontraksi -3,0% (YoY).

Negeri Mandela ini terpaksa mengalami kontrasi yang berimbas pada sektor perdagangan,akomodasi terkontraksi -3.8% ,utilitas (-4%), perikanan (-7,6%) ,komunikasi,  pergudangan dan transportasi (-7,2%),investasi (10%). 

Dampak yang paling parah adalah wilayah pengekspor minyak yaitu Angola dan Negeria yang kehilangan pendapatan mencapai 52 miliar Poundsterling (1.047 triliun).

2.Amerika Serikat (-2.8)

Amerika serikat tidak akan pernah lupa dengan krisis ekonomi yang terjadi antara tahun 1929-1932 yaitu periode yang dinamakan The Great Depression yaitu kondisi dimana negara Paman Sam mengalami kemerosotan ditandai phk secara besar besaran dan pendapatan nasional yang menurun tajam.

Mimpi buruk ini sepertinya kembali membanyangi AS, harga minyak yang anjlok ditambah konsekuensi pandemi Covid-19 yang terus berlanjut , akibat sistem lockdown melumpuhkan perekonomian negara yang saat ini dipimpin oleh Donald Trump.

NABE (National Association fo Business Economics ) menyebut pada kuartal pertama pertumbuhan AS hanya sebesar 2.4% (QoQ), pada kuartal kedua menurun tajam 26.5 % akibatnya pegawai yang kehilangan pekerjaannya mencapai 4.58 juta, penjualan ritel AS jatuh 8.7 % dan ini merupakan yang terparah sejak 1992.

Pada 12 April kemarin tercatat pengangguran sudah mencapai 17 juta pekerja dalam kurun 4 minggu.

3.Arab Saudi (-5.0)
                    image:Yahoo Finance

Niat untuk berangkat haji bagi para jemaah sepertinya harus pasrah dengan kebijakan dari pemerintah Arab Saudi untuk menunda pemberangkatan pilgrim guna menghindari dampak meluasnya penyebaran Covid-19.

Akibat penyetopan sementara ini pelaku usaha diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp.2 triliun per bulan.

Di sisi lain, PDB yang berasal dari sektor perminyakan yang menyumbang 40 % ikut anjlok,  minyak mentah AS menuju ke titik terendah dari U$ 0 atau minus.

Arab Saudi yang merupakan  negara eksportir bersama OPEC sepakat memangkas produksi minyak mencapai 9.7 barel perhari (bph) yang juga berimbas pada pemangkasan pendapatan sekitar $ 40 M (625.5 triliun) .

Pada kuartal pertama pasar minyak global terjadi perlambatan akibat penurunan  substansial permintaan minyak dengan kerugian sebesar $ 9 miliar.

4.Argentina (-6.7)

Tanah kelahiran pesebakbola dunia Lionel Messi ini dikabarkan akan resesi , negara yang terletak di Amerika Selatan ini diprediksi akan mengalami krisis hebat.

Sepertinya Argentina bukan kali pertama mengalami kondisi ekonomi yang pelik, tanggal 12/8/19 lalu mata uang peso sudah melemah sekitar 30% per 1 dolar AS dan aset aset eksternal mengalami perubahan.

dikutip meneketehe dari laman CNBC Indonesia,sekitar 50 % kemungkinan Argentina tidak dapat membayar hutangnya ( ilikuiditas/default) pada 2020 menyebabkan membengkaknya neraca pembayaran di samping itu pasar saham anjlok 48% membuat para investor asing / capital flight melarikan diri. 

Keadaan ini memaksa pemerintah untuk meminjam dana kepada Lembaga dunia yaitu IMF sebesar U$ 100 miliar , menaikkan tarif pajak,gas,listrik serta pemotongan gaji pekerja formal dan informal.

Krisis 2001 di era pemerintahan Mauricio Macri menyebabkan jutaan warga Argentina menganggur dan saat itu kemiskinan berada diatas 50% . 

Mauricio Macri yang dikenal sebagai sosok konservatif business-friendly atau probisnis (austerity) yang berhaluan sayap kanan  memiliki hubungan yang akrab dengan para investor saat kalah dalam pilpres tahun lalu minggu (11/08/19) dan dimenangkan oleh Alberto Fernandez dari partai Frente de Todos yang berhaluan sayap kiri membuat pendukung (para investor) Macri menginggalkannya lalu berpindah ke sayap kiri sontak membuat pasar saham merosot hingga 30%.

Transisi masa Macri dan Nestor menjadi tugas berat yang harus di emban oleh presiden baru sayap kiri ini harus mampu mengadakan dan negosiasi dengan para investor ,kreditur  dan lembaga IMF ditambah pandemi Covid-19.

5.Australia (-0.4)

The Group of Twenty atau yang disingkat G20 merupakan sebuah forum perhimpunan kekuatan ekonomi negara maju dan berkembang,secara sederhana yang tergabung dalam keanggotaan G20 merupakan pertemuan para perkonomian terbesar sejagat raya (dibentuk 1999). 

Astralia yang juga merupakan negara besar tentu masuk dalam daftar forum tersebut, kendatipun negara kanguru ini masuk dalam deretan daftar yang diprediksi akan resesi sebesar -0.4 %.

Terakhir resesi di negara ini terjadi pada 1991 dan akan mengalami resesi kedua di tahun 2020 alasannya tak lain adalah pandemi, akibat lockdown banyak perusahaan yang tidak beroperasi,bisnis menurun,usaha yang dinilai non esensial ditutup dan permintaan akan domestik ikut anjlok.

Memaksa ekonomi menyusut sebesar 4 miliar dolar Australia setiap minggu , yang artinya PDB Astralia jatuh di angka -10%.

Pada triwulan II tahun 2020, menurut ABS mencatat pada sektor ketenagakerjaan terdapat 7.5 % terjadi penurunan.

6.Brasil (-5.5)

Memasuki kuartal ke II,Brasil diprediksi akan resesi -5.5 , bukan kali pertama Rio de Jenario ini menghadapi sepak terjang resesi pasalnya dikabarkan sudah 2 tahun berturut-turut brasil berhadapan dengan kemerosotan ekonomi

Pada kuartal IV tahun 2016 angka pertumbuhan sudah kontraksi -0.9% dan pada tahun 2015 lalu (-3.8% ).

Pemimpin Brasil Jair Balsonaro yang dilantik sejak Januari 2019 lalu juga tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan,pemimpin sayap kanan populis ini hanya mendorong sedikit pertumbuhan ekonomi di brasil. 

Menurut data dari Lembaga Statistik Nasional (IBGE) pada 2019 perekonomian Brasil hanya tumbuh 1.1 % , turun 0.5 % memasuki kuartal ke IV akhir 2019.

Gejolak politik diantara kubu penguasa yang sedang berselisih tentang argumen masing masing dalam memberantas pandemi menambah daftar panjang masalah stabilitas negara Brasil.

7.Inggris (-5.0)
image:The Telegraph

Seperti di kutip meneketehe dari laman CNN Indonesia, Inggris resmi keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) pada 3 Januari 2020, menuru  perdana menteri Inggrs Boris Johson keputusan ini berdasarkan hasil aspirasi rakyat inggris yang memilih untuk hengkang dari keanggotaan tersebut.

Akibat Brexit pada kuartal IV 2019 mengalami pertumbuhan 0%.

Adapun kerugiaan yang tercatat sebesar 600 juta poundsterling atau setara Rp.1.1 triliun per minggu, hadirnya corona membuat perekonomian Inggris semakin terkikis.

Diketahui pada triwulan pertama 2020, inggris kontraksi -2.5 % dan akan diprediksi resesi dengan angka kontraksi -5.0 % ,ini merupakan pukulan telak bagi inggris sejak 1706 silam.

Dampak dramatis meningkatkan pengangguran,indeks pendapatan merosot 19% (april 2020) , industri jasa jatuh 6.2 % (maret 2020), kontruksi turun 5.9 % ,manufaktur kontraksi -4.6%.

8.Italia ( -7.0) 

Memasuki bulan Mei, tercatat kasus corona terkonfirmasi berjumlah 219.814 jiwa,jumlah korban meninggal sebanyak 30.739 jiwa dan sembuh 106.587 jiwa.

Penguncian wilayah atau yang biasa kita dengar dengan istilah lockdown melumpuhkan perekonomian italia, banyak perusahaan yang tidak beroperasi hingga gulung tikar,  pemutusan hubungan kerja secara masif, sektor ritel jatuh,transportasi dan hiburan ikut anjlok.

Akibat corona, devisa negara harus aus dengan kebijakan pemerintah yang menggelotorkan dana sebesar US$ 28 miliar sebagai langkah melawan lebih luas akibat covid-19.

Lembaga keuangan Morgan Stanley memprediksi negara benua biru termasuk didalamnya Italia diproyeksi akan mengalami pelemahan ekonomi paling buruk mamasuki kuartal II 2020.

EIU (Economist Intelligence Unit) yang merupakan lembaga keuangan yang memiliki tugas melaporkan keuangan negara di seluruh dunia tentang negara dalam 5 tahunan memprediksi negara Italia akan memasuki resesi paling hebat dengan kontraksi -7.0% .

9.Jepang (-1.5)

Jepang bersama AS,Eropa dan China merupakan deretan negara yang terbesar di dunia dengan pendapatan per kapita paling tinggi.

Jepang tersohor bagi negara luar karena sistem teknologi yang sangat canggih,namun tak dapat menampik kenyataan corona telah membuat jepang mau tidak mau tunduk.

Perlambatan akifitas ekonomi jepang sudah terlihat sejak 2018 dimana Amerika Serikat dan China melakukan perang dagang hadirnya corona pada 2019 lalu memperparah kondisi perkonomian jepang, mengakibatkan sektor pariwisata jatuh ditambah kurangnya rantai pasokan, peyusutan bisnis besar besaran ,pengeluaran agregat yaitu konsumsi rumah tangga (6.0% ) .

Aroma resesi semakin tercium pada kuartal IV 2019 dimana pemerintah dinilai salah mengambil kebijakan menaikkan pajak penjualan hingga melemahkan permintaan global akhirnya perekonomian merosot 3.8% dan akan lebih parah memasuki kuartal II 2020 mendatang.

10.Korea Selatan (-1.8)

Pada kuartal pertama 2020, negeri ginseng ini sudah menunjukkan bayang bayang resesi, ditandai dengan kontraksi sebesar -1.4% (QoQ).

Bank sentral Korsel (BoK) ekspor terkontraksi -2% ,konsumsi rumah tangga -6.4%.
Sebuah lembaga yang khusus meneliti pertumbuhan perkonomian Korea Selatan disebut KERI memprediksi korea akan resesi -2.3% , lebih tinggi dari perkiraan EIU yaitu -1.8 % .

11.Meksiko (-5.4 )

Meksiko merupakan negara yang termasuk dalam wilayah Amerika Serikat tepatnya Amerika bagian utara yang berbatasan dengan Guatemala dan Belize ( bagian tenggara).

Meksiko juga merupakan negara terbesar ketiga di amerika serikat, menurut departemen AS ekonomi AS menurun 4,8% sejak kuartal pertama 2020 yang tentu saja berimbas pada perekonomian Meksiko.

Meksiko merupakan pemasok asing terbesar produk pertanian ke Amerika Serikat, selain itu di sektor otomotif juga ikut jatuh diperparah dengan gembong kartel menambah daftar panjang penderitaan negara meksiko.

12.Prancis ( -5.0 )
                     image: euractiv.com

Sebuah Institusi Nasional Statistik Prancis yang khusus meneliti perekonomian Prancis bernama INSEE ( dalam bahasa prancis : Institus National de la Statistique et des Etudes Economiques) yang merupakan sensus bertahap menyebut dampak Lockdown PDB Prancis terpangkas sebesar 3 %.

Dampak yang paling terburuk dirasakan di sektor manufaktur,kontruksi dan industri,  pada triwulan 2019 Prancis sudah kontraksi -0.1% , aktifitas ekonomi anjlok 32%, BoF (Bank of France) juga menyebut Prancis menyusut sebesar 1.5% setiap minggunya.

13.Rusia (-2.0)

Rusia yang juga dikenal sebagai negara raksasa bersama Amerika Serikat sedang terguncang dengan 2 masalah utama yaitu jatuhnya harga minyak (akibat perang harga dengan negara arab) dan konsekuensi pandemi virus corona.

Akibat Corona hampir seluruh sektor industri Rusia lumpuh, namun dengan langkah antisipasi yang genjar dilakukan negara Rusia akan pulih kembali mengingat kas cadangan negara ini mampu menopang ekonomi dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.

14. Turki (-3.0)

                      image:aljazeera.com

Nilai mata uang Turki yaitu Lira anjlok di angka terendah pada awal Mei diangka 7,24 terhadap dolar, panorama pelik ini memaksa penguasa tertinggi Turki Recep Tayyib Erdogan mau tidak mau harus meminjam dana kepada IMF setelah sebelumnya telah tercatat sudah 19 kali meminta bantuan kepada IMF.

Pada tahun lalu tepatnya pada kuartal ketiga Turki sudah kontraksi di angka -1.5% (YoY) ,bahkan di kuartal sebelumnya -2.4 % dapat dipastikan Turki telah mengalami resesi .

Jumlah kasus Covid-19 di Turki mencapai 150.593 terdapat 4.171 kematian dan 111.577 sembuh (19/05/20) mengakibatkan aktifitas ekonomi lumpuh,pengangguran massal,sektor pariwisata anjlok dan nilai mata uang yang tidak dapat diprediksi (fluktuatif).

Penutup

Data diatas diambil berdasarakan data dari The Economist yang memperlihatkan daftar negara yang masuk dalam anggota G20 yang diprediksi akan memasuki jurang resesi sepanjang 2020,selain 14 negara yang telah disebut diatas, terdapat 2 negara lagi yang juga diprediksi resesi yaitu Kanada (-1.3%) dan Jerman (-6.8%) .

Dan 3 negara lainnya yaitu China,India dan Indonesia diprediksi pertumbuhan ekonomi akan tumbuh positif sepanjang 2020 mendatang.