KENALI ! 11 Jenis Varian COVID-19 Baru ,Pengertian, Status hingga Gejalanya - meneketehe -->

Iklan Semua Halaman

Advertisement

KENALI ! 11 Jenis Varian COVID-19 Baru ,Pengertian, Status hingga Gejalanya - meneketehe

andini.spotlite
Wednesday, August 11, 2021
Ditulis oleh : Nurfalakia,15:45 WITA
alpha,beta,gamma,delta, epsilon,zeta,eta,theta,lota,kappa,lambda 


ilustrasi foto covid-19 / image@fusion_medical_animation via https://unsplash.com

MENEKETEHE-Belum lama ini seantero dunia dihebohkan oleh teror virus bernama Delta,dalam hitungan hari saja beberapa varian virus baru sudah mulai bermunculan.

Virus yang memasuki tubuh penderita akan menyalurkan materi genetik yaitu RNA dan DNA ke sel inang

Virus akan leluasa mengusai tubuh jika menginfeksi penderita memiliki imun yang lemah,virus lalu bereplikasi dan beradaptasi melakukan mutasi dan rekombinasi.

Rekombinasi terjadi jika virus-virus saling bertukaran materi hingga menciptakan virus baru.

WHO telah menetapkan jenis varian virus Corona baru yang diklasifikasikan kepada 2 jenis varian yakni VOC atau variant of concern dan VOI atau variant of interest

Singkatnya,yang menjadi pembeda Voi dan Voc adalah ditinjau dari tingkat keparahannya Voc berstatus "perhatian" yang artinya virus ini digolongkan sebagai virus yang sangat berbahaya (virulensi) sedangkan Voi masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.

Untuk mengetahui lebih lanjut ihwal jenis virus varian apa saja,pengertian,gejala hingga tingkat keparahannya berikut meneketehe rangkum dibawah ini: 

1.Alpha atau B.1.1.7 

Virus ini pertama kali diidentifikasi di negara Elizabeth yaitu Inggris tepatnya di kota Kent pada September 2020 lalu,diketahui tingkat keparahannya lebih cepat menular dibanding virus sebelumnya SARS-CoV-2 yaitu mencapai 43-90 % kerena sifatnya yang sangat mudah menular maka WHO menetapkan statusnya sebagai VOC.

Tak butuh waktu lama virus menyebar hingga ke beberapa negara salah satunya adalah Thailand, pada April - Juni tercatat terdapat sekitar 3.703 kasus akibat virus Aplha atau sekitar 88.48 %, di Indonesia sendiri varian alpha yang tercatat sudah terdapat 54 kasus menurut data dari Kemenkes .

berikut adalah gejala dari varian apha
  • Batuk terus menerus disertai sakit tenggrokan
  • Demam
  • sering merasa lelah 
  • nyeri otot
  • Anosmia atau indra penciuman hilang
  • sering merasa pusing dan mual 
  • sesak napas
  • ruam pada kulit

2.Beta atau B.1.351 

Virus corona baru yang bermutasi selanjutanya dinamakan Beta atau B.1351 ,virus ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan tepatnya di Eastern Cape pada September 2020 lalu,tercatat terdapat sekitar 95% di wilayah tersebut adalah varian virus beta.

beta juga termasuk virus yang berbahaya yang diklasifikasikan dalam golongan VOC.

Varian Beta memiliki mutasi E484K dan mutasi N501Y menyebabkan virus ini mudah menular dan dapat menangkal vaksin.

Berikut adalah gejala varian beta antara lain: 
  • Demam
  • sering linglung atau delirium
  • indra penciuman tiba tiba hilang 
  • sakit kepala
  • batuk terus menerus
  • diare 
  • sakit tenggorokan

3.Gamma atau P1 atau B.1.352 

Virus gamma berasal dari Brasil, Amerika Selatan, lonjakan kasus virus gamma terbesar terjadi di kota Manaus diketahui 2/3 dari 2 juta penduduknya terjangkit Covid-19. 

Virus gamma saat ini telah tersebar di 78 negara dibelahan dunia,dan yang terbaru  virus Gamma juga terdeteksi di negara Beruang Merah,Rusia dengan laporan kasus COVID-19 baru berjumlah 24.471 demikian dikutip dari Reuters.

Para peneliti berpendapat bahwa varian ini memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi, kebal terhadap antibodi dan rentan pada kasus kematian.

Status : VOC.

Berikut adalah beberapa gejala dari varian Gamma : 
  • Demam
  • Batuk kering 
  • merasa sangat kelelahan 
  • Anosmia

4. Delta atau B.6.17.2 

Awalnya virus ini ditetapkan sebagai VOI namun setelah lonjakan kasus terus menerus terjadi statusnya berubah menjadi VOC.

Virus delta pertama kali muncul di India pada Oktober 2020,tingkat transmisinya mencapai 30-100 %,angka ini menunjukkan bahwa varian delta tingkat penularannya lebih hebat dibandingkan dengan virus alpha di Inggris yang juga ditakuti.

Menurut penelitian varian Delta lebih cepat berkembang biak dan bereproduksi diketahui virus ini mampu melawan sel imun, bahkan sel imun kuat sekalipun banyak pasien yang mengaku bahwa setelah divaksin mereka tetap saja terinfeksi.

Laporan The Sun menunjukkan di Inggris, Bolton terdapat 630 kasus delta menyusul Manchester sebanyak 500 kasus, di Amerika Serikat mencatat 2.573 kasus (Juni 2021).
di India sendiri yang juga merupakan negara asal virus delta mencatat sudah 31.5 juta kasus.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreysus dalam klarifikasinya menyebut bahwa sudah terdapat 132 negara telah terdeteksi varian delta.

Adapun gelaja varian delta antara lain: 
  • mudah lelah
  • demam disertai nyeri otot
  • sakit kepala 
  • mual dan muntah
  • diare

5.Epsilon atau B.1.429 

Saat ini Amerika serikat tengah digegerkan dengan kabar varian COVID-19 baru bernama epsilon, virus ini pertama kali terdeteksi pada Maret 2020 di California,virus ini kian melonjak hingga ke negara Pakistan.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Universitas of Washington telah menemukan bahwa varian virus epsilon mengalami 3 mutasi, ini menyebabkan virus epsilon kebal terhadap vaksin,pasien yang terinfeksi akan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.

nama ilmiah epsilon juga dikenal dengan nama CAL.20C yang merupakan garis keturunan PANGO B.1.427 dan B.1.429.

Status:VOC.


6.Zeta atau P2 

Dalam bahasa ilmiah virus zeta disebut P2, sama seperti virus yang telah dibahas sebelumnya virus ini juga merupakan virus Corona yang bermutasi,virus ini pertama kali ditemukan di negara Brasil tepatnya di Rio de Janeiro, para ahli mengatakan bahwa virus ini tidak dikategorikan "mengkhawatirkan", maka oleh WHO virus ini berstatus VOI.


7.Eta atau B.1525

Virus varian selanjutnya adalah eta atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa ilmiah berarti B.1525,pertama kali diidentifikasi di negara Inggris pada Desember 2020.

virus ini diketahui mengandung mutasi E484K dan F888L. 

Global Initiative on Sharing ALL Data atau disingkat GISAID melaporkan Eta telah tersebar di 70 negara, kasus terbanyak di Kanada yaitu berjumlah 1.415 disusul Amerika Serikat ( 1.190), Jerman (738),Prancis (691) dan tersebar di beberapa negara Eropa lainnya seperti Italia,Spanyol, Inggris dan Denmark dan Nigeria, di Asia India menjadi negara terbanyak kasus virus Eta yaitu berjumlah 226.

Karena masih berstatus VOI, virus ini masih dalam studi penelitian lebih lanjut.

8.Theta atau P3 

Negeri Lumbung Padi  juga tak kalah menjadi perhatian dunia pasalnya virus COVID-19 baru yang diberi nama theta pertama kali di temukan di Filiphina pada 18 Februari 2021, karena varian ini masih sangat baru para peneliti masih melakukan penelitian studi lebih lanjut terkait virus theta maka virus ini diberi status VOI.

9.Lota atau 1.526 

Virus lota pertma kali terdeteksi di Amerika Serikat pada November 2020, kasus terbanyak ditemukan di negara New York,  virus Lota oleh WHO ditetapkan sebagai VOI artinya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

10.Kappa atau B.1.167 

WHO telah menetapkan virus varian baru Corona yang dikenal dengan sebutan kappa digolongkan ke dalam varian of interest .

virus kappa merupakan mutasi ganda karena mengandung mutasi E484Q dan mutasi L452R yang mana virus ini diketahui dapat menangkal vaksin.

Sama seperti delta virus ini juga pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020  gejalanya pun mirip dengan gejala pada varian delta.

Dilansir dari halodoc.com gejala umum virus ini dapat dikenali dengan adanya bercak dikulit menyerupai campak (measles).

11. Virus Lambda atau C.37

Virus COVID-19 baru yang juga tidak kalah menjadi pusat perhatian dunia adalah varian bernama lambda,tidak sedikit peneliti berasumsi bahwa virus ini jauh lebih berbahaya bahkan lebih ganas dibandingkan varian delta yang saat ini menjadi virus yang paling ditakuti di dunia.

Varian lambda pertama kali terdeteksi di Amerika Latin,Peru diketahui penyebarannya cukup signifikan laporan yang diperoleh sekitar 82 % (sejak Agustus 2020) COVID-19 baru dan didominasi oleh varian Lambda,tingkat kematiannya mencapai 78.6 kematian per 100.000 orang demikian dikutip dari Reuters.

WHO dalam klarifikasinya mengumumkan bahwa varian lambda memiliki mutasi pada protein spike terdiri dari G75V, del247/253, L452Q,F490S,D614G & T859N. 

dugaan sementara juga menyebut bahwa varian Lambda memiliki potensi resistensi terhadap antibodi.

merujuk pada pernyataan di atas,WHO menegaskan jika varian ini masih dalam penelitian studi lebih mendalam atau tergolong dalam variant of interest yang belum terbukti menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan manusia.

Sumber bacaan