Makin Panas! Daftar Negara Rival Sedang Berkecamuk Pada 2020, Sinyal Perang Dunia Ketiga?! - meneketehe -->

Iklan Semua Halaman

Advertisement

Makin Panas! Daftar Negara Rival Sedang Berkecamuk Pada 2020, Sinyal Perang Dunia Ketiga?! - meneketehe

andini.spotlite
Sunday, October 11, 2020
Ditulis oleh:Nurfalakia, 07:30 WITA 

               image: worldadam96.com

"Tidak ada kawan dan lawan abadi,yang ada hanya kepentingan abadi, melihat kutipan ini jika disandingkan dengan panorama siklus hubungan diplomatik antar negara masa kini memang sangat tepat.

Dinamika kehidupan baik itu aspek politik, sosial,dan ekonomi terus diguyur konsep retorika tarik ulur.

Negara yang dulunya bersahabat setika  berubah menjadi musuh bebuyutan atau sebaliknya,alasannya pun tak jauh berbeda, isu teritori, ladang minyak, dan nuklir hampir setiap saat menyelimuti kehidupan hubungan antar negara.

Betul kata pepatah,jika mereka hanya melirik menurut kacamata mereka masing masing, korban jiwa yang melayang dan semakin bertambah tak akan merubah "agenda kepentingan" mereka.

Persaingan yang semakin ketat di era industri 4.0 membuat beberapa negara "buta",negara negara lain pun ikut tergerus imbasnya, sebut saja persaingan China vs Amerika Serikat atau Xi Jinping vs Trump dibidang ekonomi.

Banyak negara dewasa ini memiliki hubungan yang tidak kognitif misalnya, Kongo- Angola, Rusia-Islandia, Amerika -Korea, Israel - Palestina dan yang terbaru adalah China melawan India.

Pada kesempatan ini meneketehe akan merangkum negara negara yang sejak dulu hingga saat ini semakin memanas.

akankah pertikaian ini berujung pada peperangan?  mungkinkah perang dunia kembali meledak ? !

Dan berikut adalah daftarnya: 

11.Korea Utara-Korea Selatan 

Perseteruan antara Korea Utara dan Korea Selatan tak kunjung menemui titik temu, sepak terjang permusuhan kedua belah pihak telah berlangsung 67 tahun yang lalu.

Tri Angle Hill / Operation Showdown merupakan perang hebat antara kedua negara tersebut yang menjadi bukti otentik permusuhan abadi kedua negara tersebut,

terjadi pada tahun 1950 an, pemicunya adalah masalah ideologi,yaitu ketika perang dingin bergejolak Korea Utara yang memihak Rusia yang berhaluan komunis menentang keras korea selatan Liberal.

Korea Selatan yang dipimpin oleh Syingman Rhee berusaha melebarkan paham ideologi dan berusahan "menyentuh" Korea Utara sontak mendapat penolakan keras 

Korea Utara yang dipimpin oleh Kim ill Sung kemudian menyatakan perang, perang dahsyat pun tak dapat dibendung lagi , korban nyawa dari Korea Utara diperkiran berjumlah 4.838 dan Korea Selatan berjumlah 19.000 jiwa.

Pada 16/6/20 pukul 14.49 waktu setempat di perbatasan Korut dan Korsel tiba tiba warga dikejutkan dengan suara ledakan yang datang dari arah Selatan,diketahui suara menggelegar ini berasal dari kantor penghubung di Kaesong, Korea Selatan peristiwa ini membuka babak baru genderang perang kembali dimulai.

Kantor penghubung tersebut merupakan simbolis dari kerjasama antar Korea Utara bersama Korea Selatan, usut punya usut Korut dikabarkan geram kepada para pembelot dan aksi para aktivis yang sering mempropoganda dan menyebarkan selebaran bernada kebencian di zona demiliterisasi Pyongyang.

Semakin geram, Korea Utara menuduh tindakan tersebut tidak lain adalah aksi licik yaitu konspirasi Korea Selatan bersama para aktivis .

Aksi ini menimbulkan gelombang amarah bagi Korea Utara,menurut pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un aksi tersebut telah menodai isi daripada perjanjian damai KTT panmujom 2018 lalu.

10.Yaman - Arab Saudi 

Bayangan yang terlintas pertama kali saat mendengar kata Yaman adalah sekelompok radikal ganas bernama Houhi/AnsarAllah/ Ansarullah.

Awalnya pertikaian terjadi karena peristiwa para pemberontak ingin mengudeta pemimpin Yaman saat itu, Abed Rabbou Mansour Hadi.

Hadirnya Arab Saudi mendukung pihak pemerintah tidak lain karena mendengar Iran telah mempersenjatai para kelompok radikal tersebut. 

Kekhawatiran Arab Saudi semakin memucak jika pasukan radikal Houthi menang, Iran dapat leluasa memperluas wilayahnya di perbatasan Selatan,  mengingat Iran dan Arab Saudi sudah sejak lama menjadi musuh bebuyutan.


Pada 2014 kelompok Houthi berhasil menguasai wilayah Sana'aa ,provinsi Saada,  Lahj, Abyan hingga kota Aden yang juga merupakan kota kedua terbesar setelah Sana'ah

Dan pada 26 Maret 2015 lalu Arab Saudi membentuk sebuah koalisi yang terdiri dari gabungan beberapa negara arab yaitu Kuwait,Bahrain, Uni Emirat Arab, Jordania, Mesir, Sudan, dan Qatar lalu menggelar operasi militer bernama "Decisive Storm".


Tiba tiba langit berubah menjadi hitam pekat, tatkala bom bom berjatuhan dari atas langit, menurut situs Al Jazeera.com diketahui jumlah korban yang tewas akibat perang ini sekitar 10.000 orang dewasa dan 50.000 anak anak.

Atas pertempuran ini,negara Yaman dibuat luluh lantak hampir rata dengan tanah, sontak membuat negara menjadi negara destitusi akibat kehancuran total.

Meskipun perang telah berakhir,namun Yaman tidak akan pernah melupakan insiden mengerikan itu, saat ini banyak peristiwa bentrokan para pasukan militer Arab dengan kelompok Houthi.

Pada Senin (13/7/20) diketahui 2 rudal balistik dan enam drone bersenjata ke arah Arab Saudi, beruntung serangan itu berhasil ditangkis oleh sistem pertahanan rudal Riyadh.

Menurut juru biacara koalisi Arab Saudi,Turkii al-Malik menilai kelompok Houhti dengan sengaja menargetkan warga sipil di Arab Saudi.

9.Iran-Israel

Bersama Amerika Israel juga termasuk dalam daftar musuh Iran, alasannya sama Israel memusuhi Iran karena menuduh Iran telah menciptakan program rudal.

Pertempuran demi pertempuran kian memanas, pada 11 Mei 2018, pasukan pertahanan Israel bernama IDF (Israel Defence Force) menyerang Iran di Suriah, Israel membela diri dengan mengatakan bahwa Iran telah lebih dulu menyerang mereka di daratan tinggi Golan. 

Kembali pada 14 Juli 2020,sekelompok aktivis yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Cyber Avengers tiba tiba mengancam Israel ,bahwa mereka akan meretas sistem pengairan air dan pembuangan selain itu mereka juga menargetkan sekitar lebih dari 150 server industri kereta api di Israel 

Operasi cyber ini dipicu sebagai bentuk balasan Iran atas kepergian komandan Quds,Jenderal Qassem Soleimani, pada awal Januari 2020 lalu oleh tembakan rudal militer AS bekerja sama dengan Israel dekat Bandara Baghdad.

Kelompok ekstrimis ini mengaku telah merilis peta jaringan kereta api Israel, dan 28 stasiun menjadi target utama yaitu Yarussalem, Tel Aviv ,dan Guriuon 

Dan mengancam akan menabrakkan puluhan kereta api hingga hancur berkeping keping.

Hanya dalam kurun 2 minggu,
 tiba tiba terminal Shahid di Rajaee Bandar Abbas,Iran diretas menyebabkan pelabuhan terbesar di Iran mengalami hampir lumpuh total.

Kejadian ini lalu dikaitan dengan Israel, mereka sangat yakin perbutan tersebut dilakukan oleh ulah peretas dari Israel .

Saling tuduh,akhirnya kedua negara ini terus menjatuhkan satu sama lain,dan tak  henti hentinya saling serang polemik di media, situasi ini menjadi pemantik dan bom waktu perang meledak.

8.Amerika Serikat - Iran 

Sudah bukan menjadi perbincangan hangat lagi, perseteruan antara Amerika Serikat dan Iran hampir diketahui oleh hampir seluruh lapisan masyarakat di dunia puncaknya adalah ketika petinggi militer Iran dari Quds Force ,Qassem Soleimani ditemukan tewas oleh serangan udara AS di Baghdad pada 3 Januari 2020.


Namun jauh sebelum kejadian diatas ketegangan antara kedua negara sudah dimulai saat Iran dikabarkan telah menciptakan program nuklir dan pembuatan rudal raksasa.

Pasca kejadian pembunuhan tersebut Iran gencar meluncurkan puluhan rudalnya ke wilayah Irak yang merupakan markas tentara Amerika Serikat.

7.Turki-Suriah 

Dikenal saat ini sebagai spot area mematikan, bagaimana tidak Suriah merupakan wadah bagi segelintir pemberontak ganas, tempat para mayat begelimpahan di jalanan, tempat bangunan bangunan roboh hingga berkeping keping, tempat dimana para penghuni mengalami kelaparan yang melanda secara sporadis, dimana senjata api datang secara tiba tiba dari segala arah.

Bahsar Al Assad menggantikan posisi sang ayah, Hafizh Al-Assad yang kala itu telah memimpin Suriah selama kurang lebih 29 tahun yaitu sejak 1971 hingga 2000 tak merubah kondisi negara Suriah, bahkan menambah daftar panjang konflik di Suriah.

Cuitan warga mendapat kesengsaraan dari rezim otoritas mendorong amukan warga, Arab Spring yang berlangsung pada 2011 menjadi jembatan para demonstran berusaha menggulingkan Bashar Al Assad namun sayang peristiwa tersebut menuai kegagalan, Presiden Suriah yang didukung oleh negara adidaya seperti Rusia dapat mempertahankan tahtanya.


Konflik yang terjadi di Suriah tak hanya melibatkan masyarakat sipil dan pemerintah namun juga intervensi dari negara luar.

Kelompok radikal di Suriah diketahui kebanyakan berasal dari suku Kurdi yang tak lain adalah musuh bebuyutan dari Turki.

Musuh Turki di Suriah adalah Bashar al-Assad,suku kurdi, Amerika Serikat, ISIS dan Rusia adapun sekutu Turki adalah masyarakat yang anti-Assad.

Turki yang merasa khawatir suku Kurdi akan melebarkan wilayahnya di perbatasan Selatan Turki akhirnya mengirimkan pasukan militer untuk melawan Kurdi di Suriah, pertempuran pun tak dapat dihindari.

Rusia yang menjadi sekutu Suriah telah banyak menyodorkan bantuan kepada Suriah, Turki yang telah menjadi rival Rusia ikut menyerang pasukan Suriah di medan pertempuran.

Perang sengit antara Tukri dan Suriah dikenal dengan serangan Rojava 2019 atau Operasi Mata Air Damai.

Serangan ini berasal dari pihak Turki menyerang pasukan Tentara Nasional Suriah ( SNA) , NES dan SDF / pasukan demokratik Suriah,akibat serangan ini diketahui total korban yang meninggal diperkirakan puluhan jiwa. 

Setelah lebih jauh ditelusuri tersirat kabar bahwa peperangan yang melibatkan Turki di Suriah diketahui hanya karena masalah jaringan gas.

Hingga saat ini perang demi perang terus berkecamuk di Suriah.

6.Rusia - Ukrania 

Sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991 lalu, Ukrania berhasil mendeklarasikan kemerdekaannya,selama kurang lebih 300 tahun Ukrania telah menjadi bagian dari Uni Soviet tak heran jika mayoritas penghuni Rusia menjadi penduduk di Ukrania.

lantas menyebabkan Ukraina menjadi negara bilingual dengan latar belakang dan agama yang berbeda ,tak ayal jika di negara ini sering dijumpai pertikaian.

Ukrania Barat dominan berbahasa Ukrania yang beragama Kristen Uniate sedangkan Ukrania timur dominan dihuni oleh orang orang Rusia yang beragama Kristen Ortodoks.

Ukrania Barat merupakan wilayah bekas jajahan Polandia, Austro-Hungaria, dan Lithuania sedangkan Ukrania Timur merupakan wilayah jajahan bekas Rusia 

Perbedaan ini melahirkan dua kubu yaitu Ukrania Barat yang pro Eropa dan Ukrania Timur yang pro Rusia.


Terjadinya demo masif pada 19 Januari 2014 oleh Ukrania Barat mengancam presiden Ukrania  Viktor Yanukovich, mereka mengklaim bahwa Presiden telah berpihak kepada Rusia, diketahui bahwa presiden Ukrania telah membatalkan perjanjian pakta perdagangan dengan Uni Eropa.

Presiden Viktor Yanukovich lebih menerima bantuan dari Rusia,bentrokan pun tak dapat dilerai tercatat ratusan demonstran terluka atas unjuk rasa tersebut dan telah memakan beberapa korban jiwa.

Suasana semakin buruk ketika Rusia telah mencaplok semenanjung Krimea sebagai wilayahnya,insiden penembakan sering meletus,pada bulan Mei 2014 lalu saat Ukrania melancarkan serangan udara di Bandara Donetsk yang merupakan wilayah dari Rusia.

akibat peristiwa ini memakan korban jiwa hingga lebih dari 10.000 orang dan diketahui lebih dari 1 juta orang terpaksa mengungsi.

Dan tak jarang mereka juga harus bersitegang di semenanjung Krimea di selat Kerch akibat saling menuding telah melanggar wilayah perbatasan.

Demo besar besaran kembali terjadi pada 18 Februari 2014, yaitu dikenal sebagai peristiwa Kerusuhan Euromaidan yang menuntut integrasi dengan Uni Eropa diperketat agar presiden Ukrania, Viktor Yanukovich lengser dari jabatannya dan menuntut agar mengembalikan konstitusi di Ukrania.

Demo ini dilaporkan telah memakan korban jiwa sekitar 75 dan lebih dari 1.000 orang dikabarkan mengalami luka luka.

Di Ukrania Timur yang dihuni oleh penduduk Rusia yang disebut Rusia Baru telah menciptakan suatu negara federal yang disebut Novorossiya (Serikat Republik Rakyat) yaitu federasi wilayah Donetsk dan Lugansk, di wilayah tersebut dibentuk pasukan bernama Pasukan DPR (Donetsk People's Republic) dan LPR ( Lugansk People's Republic) atau sebutan bagi para pemberontak di Ukrania Timur.

Pemberontakan ini menginginkan wilayah strategis yaitu pusat transportasi di Debaltseve perang pun kembali berlangsung pada Minggu 2015, menewaskan 13 tentara puluhan warga sipil merenggut nyawa dan 20 diantaranya mengalami cedera.

Kendati perang telah usai namun disparitas yang begitu menonjol antara kedua belah pihak dapat sewaktu waktu menjadi pemicu perang kembali ditabuh.

5.Turki-Yunani 

Ketegangan di laut Mediterania antara Turki dan Yunani semakin runcing, masing masing pihak mengklaim hak atas yuridis suatu wilayah, Turki mengaku Siprus bagian Utara merupakan 37 persen menempati wilayah TRNC / Republik Turki Siprus Utara,sedangkan Yunani mengklaim bahwa ZEE / Zona Ekonomi Ekslusif yang diakui oleh Turki ditentang keras oleh Yunani.

Namun menurut Turki ZEE yang diagendakan oleh Unite Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) pada 1982 mengaku tidak pernah menandatangani isi perjanjian tersebut.

Hubungan tak sehat kedua negara semakin mejadi ketika ditemukannya ladang gas alam besar di wilayah Zohr.

Turki merasa geram mendengar Yunani bersikeras akan memperpanjang wilayah hingga 12 mil,  dengan nada yang sangar presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan tetap akan mempertahankan haknya di mediterania yaitu Laut Aega dan Laut Hitam.

4.India-Pakistan 

Jika China dan India telah sepakat untuk menyetujui gencatan senjata,namun tidak untuk India - Pakistan, bahkan permusuhan yang sejak puluhan tahun  hingga sampai saat ini masih memanas, adapun latarbelakang hubungan retak ini diketahui perebutan wilayah di Kashmir.

India selama berpuluh puluh tahun telah dijajah oleh bangsa Inggris akhirnya memperoleh kemerdekaannya pada 1947 silam.

India,pakistan dan pakistan timur (saat ini Bangladesh) dulunya merupakan wilayah India bentukan koloni Inggris yang diberi nama "Raj Inggris" .


Setelah Inggris hengkang dari India,2 kubu terbesar muncul yaitu Hindu dan Islam ,dissonansi ini sering berbuntut pada konflik berdarah, tak dapat dibendung lagi akhirnya mayoritas penduduk Islam memisahkan diri dari India dan mendirikan sebuah negara bernama Pakistan sedangkan mayoritas Hindu tetap di wilayah India.

Kashmir yang merupakan sebuah wilayah tak bertuan yang terletak di tengah tengah wilayah antara India dan Pakistan menjadi perkara baru yang diperebutkan, masing masing dari mereka telah mengklaim bahwa Kashmir merupakan wilayahnya yang sah.

Perbutan sengketa di Kashmir banyak melahirkan peristiwa peristiwa karnase atau pertumpahan darah.

Kembali perkara ini meningkat hingga menimbukan dampak yang parah, akibat perang yang terus terjadi diperkirakan sekitar 7.000 orang tewas yang terjadi pada tahun 1947. 

Selain Kashmir, Bangladesh juga menjadi perebutan sengketa tanah, pertempuran meletus pada tahun 1971 dan menewaskan korban jiwa lebih dari 10.000 jiwa,konflik antara Pakistan dan India tidak berhenti sampai disitu kembali wilayah yang terletak di Gletser Siachen lagi lagi menjadi bahan pertengakaran mereka, masing masing kedua negara mengklaim wilayah tersebut.

Berlangsung sejak 1984 sampai 2003, karena medan yang begitu berbahaya banyak korban harus berjatuhan akibat perang tersebut.

Wilayah Kargil juga menjadi saksi konktrit pertempuran antara kedua belah pihak, terjadi pada 1999 yang menewaskan 1.000 nyawa. 

Hingga saat ini aroma permusuhan itu tak kunjung surut, pertikaian demi pertikaian sering dijumpai terutama di wilayah perbatasan.

Aksi bom mobil pada 2019 lalu menewaskan 40 tentara diperbatasan India tak ingin tinggal diam India membalas dengan melancarkan serangan udara di wilayah Pakistan,kembali Pakistan membalas dengan ditembaknya pilot "Bison" milik India.

Teranyar, India - Pakistan sibuk memamerkan senjata nuklir mereka,keduanya saling mengancam jika mereka siap kapan saja bertempur dan bersedia meluncurkan nuklir untuk memusnahkan musuh.

3.Amerika Serikat-China

Masih ingatkan perang dagang yang terjadi antara Presiden Trump melawan presiden  Xi Jinping pada pertengahan bulan 2019 lalu yang membuat negara negara lain ikut dibuat terkatung katung.

Permusuhan tersebut pun sampai saat ini masih terjadi meski tak seheboh konflik awal.

Tak hanya di kehidupan nyata di dunia maya pun mereka saling adu cibir, Presiden Donald Trump dalam cuitannya mengatakan kepada dunia penyebab covid 19 adalah mutlak kesalahan China dan China wajib mendapat ganjarannya.

Cibiran demi cibiran terus terjadi antara kedua belah pihak, bulan berganti bulan kedua hari berganti hari  negara ini tak kunjung menunjukkan tanda tanda damai, malah kondisi semakin memburuk , genderang perang hanyalah masalah waktu.

Akibat perang dagang ini keduanya berlomba memberlakukan sanksi destruktif untuk saling menjatuhkan, keduanya juga saling menutup konsulat di wilayah masing masing.

Kembali memanas,konflik terbaru adalah ketika China dengan gagah berani mengklaim hampir seluruh wilayah di laut China selatan adalah teritorinya, yang sebagian wilayah tersebut adalah pemilik sebagian negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Tak hanya sebagai jalur lalu lintas yang strategis,laut China selatan juga merupakan sumber daya alam yang kaya yaitu cadangan minyak dan gas yang besar, alasan ini membuat negara tetangga ikut geram oleh ulah China.

Tindakan ini dilakukan bukan tanpa alasan kabarnya China berupaya meningkatkan latihan militernya, dan kabarnya China telah meluncurkan 4 rudal pada 26 Agustus 2020.

Usut punya usut ternyata China ingin menunjukkan kepada dunia termasuk AS latihan tersebut dilakukan sebagai bukti bahwa China tidak takut perang.

2.China-Taiwan


China tak akan pernah bercanda dengan keinginannya ,jika China berkehendak maka sesuatu yang terlihat mustahil pun dapat disulap oleh negara yang memiliki julukan tirai bambu tersebut.

Keinginan yang kuat untuk menyatukan Taiwan semakin diambang pintu, China semakin menunjukkan taringnya,terlihat seringnya China mengadakan latihan militer  dan mempertontonkan 2 kapal induk raksasa yang mampu menghancurkan suatu negara.

Bukan sekali atau dua kali, China sudah beberapa kali mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari provinsi di China.

Alasan China semakin geram adalah ketika tersebarnya berita kunjungan pejabat senior dari Amerika Serikat, yaitu seorang Menteri Luar Negeri, Keith Krach.

Kunjungan tersebut digambarkan sebagai tamparan keras bagi China, China menuduh jika kunjungan tersebut adalah bentuk kerja sama Amerika Serikat dan Taiwan.

Melihat hubungan yang semakin mesra itu , PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) China semakin meningkatkan operasi militernya menandakan China tak takut dan siap untuk berperang .

Melihat tindakan kilat tersebut, Taiwan menanggapinya dengan mempersiapkan sistem rudal,  menurut laporan sudah 46 kali China telah memasuki wilayah yuridis Taiwan.

Teranyar, sentar dikabarkan di berbagai media pemberitaan bahwa China dalam waktu dekat akan menyerang Taiwan pada 3 November 2020 mendatang yaitu pada saat Amerika Serikat disibukkan agenda pemilihan umum,namun prediksi ini berawal dari pihak Amerika.

1.Armenia-Azerbaijan 

Hubungan yang tidak harmonis kedua negara ini sudah berlangsung sejak berabad abad lamanya, memasuki akhir tahun 2020 kedua negara ini kembali memanas. 

Alasannya juga tak jauh berbeda yaitu masalah sengketa tanah, Nagorno-Karabakh merupakan sebuah wilayah dibagian selatan Kaukasus, wilayah ini lalu melatarbelakangi permusuhan antara Armenia dan Azerbaijan.


Wilayah tersebut berada di negara Azerbaijan namun karena dominan dihuni oleh etnik Armenia dan sebagian besar militer Armenia , lantas mencap wilayah Nagorno-Karabakh adalah milik Armenia.

Puncaknya adalah ketika Uni Soviet runtuh, Armenia secara terang terangan memproklamasikan kemerdekaan Republik Nagorno-Karabakh pada 10 Desember 1991 sontak mengundang gelombang amarah dipihak Azerbaijan.

Armenia menamakan wilayah tersebut dengan nama Artsakh / Askharatsuits sedangkan Azerbaijan menyebutnya Gaghl Garabagh ( pegunungan karabakh) , kontradiksi ini melahirkan warisan pelik karena sama sama menganggap wilayah tersebut sebagai nenek moyanganya, antara etnis Armenia melawan etnis Azeri atau bangsa Persia vs Rusia.

Pertikaian ini semakin masuk akal ketika ladang ladang minyak ditemukan di area Baku, yaitu sebutan untuk kota tertua di pegunungan Karabakh.

Perang yang melibatkan intervensi dari negara lain, Azerbaijan dengan menggandeng Turki sedangkan Armenia dengan menggandeng Rusia, kedua negara yamg bersitegang mendapat dukungan lukratif membuat wilayah Karabakh semakin mengguncang dengan hujanan bom dan suara riuh tembakan.

Kejadian ini membuat rakyat terpaksa mengungsi, dikutip meneketehe dari laman tribunnews.com diketahui sektar 50 % populasi di kabarakh telah mengungsi, artinya sekitar 70.000 hingga 75.0000 orang telah pindah.

Berikut adalah rentetan atau kronologi pertempuran mereka: 
  • Nagarno-Karabakh (1988)
  • 26 Februari 1992 terjadi pertempuran hebat ketika pasukan Armenia mengambil alih wilayah Khojaly di Karabakh, tercatat 613 warga Azerbaijan dibantai diantaranya 116 wanita dan 63 anak anak (Pembantaian Khojaly) .
  • Battle of Baku (1918)
  • Nagarno-Karabakh (2 April 2016) 
  • Dilansir dari BBC, pada 2016 lalu terjadi peristiwa bentrokan hingga menewaskan belasan orang tewas diantaranya adalah tentara Armenia dan 12 tentara Azerbaijan.
  • Pertempuran di Mandakert pada 4 Maret 2008.
  • 18 Februari 2010,total 74 tentara tewas
  • Kembali pertempuran berlanjut antara pasukan Armenia dan Azerbaijan pada 2011 hingga 2013, menewaskan 31 tentara Azeri dan 21 tentara Armenia dalam bentrokan perbatasan. 
  • pada 2016, 107 tentara tewas dan 5 warga sipil (Armenia) sedangkan 101 tentara dan 7 warga sipil tewas dari Azerbaijan.
Sumber bacaan: 

www.wikipedia.org 
www.matamatapolitik.com
www.tempo.co
www.tribunnews.com
www.cnn.com
www.liputan6.com
www.republik.id